
Pemilih Pemula dan Pemilu
Jika kita bicara tentang pilihan, maka akan dihadapkan antara berbagai pilihan dan konsekuensi dari masing-masing pilihan. Pilihan itu sulit, dan akan selalu sulit selama yang namanya pilihan masih ada. Saat tiba Saat tiba waktunya memilih, terkadang kita bimbang dalam menentukannya. Namun tanpa kita sadari, bahkan sejak bayi manusia sudah dihadapkan pada pilihan yang sangat menentukan bagi hidupnya, pilihan antara hidup dan mati.
Dalam dunia pemerintahan dan birokrasi negara, pemilihan lebih dikhususkan untuk menentukan tonggak kepemimpinan dan wakil-wakil rakyat. Para calon pilihan ini kemudian dipilih dalam suatu pesta demokrasi yang dinamakan ‘pemilihan umum'. Jika ditelaah, pemilihan umum di Indonesia benar-benar terlaksana pada tahun 2004 yang ditandai dengan pemilihan presiden pertama yang mengambil suara rakyat. Pemilu pertama tersebut akhirnya dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, atau juga dikenal dengan SBY-JK.
Sebelumnya, perlu kita ketahui definisi dari pemilu (pemilihan umum) itu sendiri. Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dimana rakyat dapat memilih pemimpin plitik secara langsung. Yang dimaksud dengan pemimpin politik disini adalah wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat (parlemen) baik ditingkat pusat maupun daerah dan pemimpin lembaga eksekutif atau kepala pemerintahan seperti presiden, gubernur, atau bupati/walikota. (penjelasan dalam salah satu seminar tentang pemilu).
Pemilu diadakan sekali dalam 5 tahun, dan pemilu akan menentukan nasib dari negara yang penuh dengan problematika ini. Apakah akan membaik di tangan pemimpin yang baik atau malah semakin memburuk dalam genggaman pemimpin yang tidak bisa menjadi pemimpin. 5 menit dalam bilik suara akan menentukan 5 tahun nasib rakyat dan negara. Yang akan merasakan dampaknya baik itu positif maupun negatif adalah para pemilih sendiri.
Sebagai warga negara yang cinta tanah air, memilih wakil rakyat adalah salah satu bentuk kepedulian kita terhadap negara ini. Pemimpin yang terpilih nantinya adalah yang akan mengatur jalannya pemerintahan negeri dan menjadi nahkoda dalam pelayaran panjang untuk mencapai negara yang nyaman, aman, tenteram, dan dapat mengayomi rakyatnya.
Bagaimana menentukan pilihan?
Keadaan di lapangan membuat para pemilih, khususnya para pemilih pemula kebingungan dalam menentukan pilihan. Pasalnya, setiap kandidat atau pasangan calon selalu memberikan janji-janji manis disertai dengan turunnya mereka ke lapangan. Tak jarang mereka juga memberikan bantuan kepada masyarakat berupa pangan dan berbagai inovasi bantuan lainnya. Anehnya, kenapa mereka baru berinteraksi dengan rakyat bawah saat masa sebelum berlangsungnya pemilu? Tentun saja ini tidak lain karena mereka menginginkan simpati rakyat agar memberikan dukungannya dan memilih mereka dalam pemilu yang akan berlangsung. Tak jarang juga money politik bermain dan mengombang-ambingkan prinsip pemilu yang berasaskan luber-jurdil.
Luber-Jurdil telah kita ketahui bersama adalah asas atau prinsip dasar dari pemilu. Langsung, Umum,Bersih, Jujur dan Adil. 5 kata tersebut terdengar sangat meyakinkan untuk mencetak hasil pemilihan yang berkualitas untuk membangun negeri. Namun pada prakteknya, asas ini tidak benar-benar dijalankan. Terutama kejujuran dan kebersihan dalam dunia politik.
Money Politics seperti air dalam baskom yang memenuhi arena persaingan politik negeri ini. Bukan hal yang baru jika mengetahui bahwa Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki reputasi sangat baik dalam melestarikan korupsi. Fenomena ini bahkan seperti hadiah hiburan yang ditunggu-tunggu oleh rakyat tiap kali diadakannya pemilu. Uang bertaburan dalam masa kampanye, yang berfungsi sebagai alat untuk memperoleh suara Tidak perlu lagi kita tutupi hal ini, karena sudah menjadi rahasia bersama bahwa kebanyakan politic di negeri ini tak terlepas dari money. Dark Money atau dana gelap untuk kampanye juga semakin mewarnai permainan uang dalam ranah politik.
0 Response to "Pemilih Pemula dan Pemilu"
Posting Komentar
Apa pendapatmu tentang tulisan ini?