Gelombang Citizen Journalism

Gelombang Citizen Journalism

Gelombang Citizen Journalism

Judul buku        : Jadi Jurnalis Itu Gampang 

Penulis              : Imam FR Kusumaningati 

Penerbit            : Elex Media Komputindo 

Tebal                : xvi + 118 halaman

ISBN                  : 978-602-00-1890-4

Harga                : Rp.27.800 ,- 

Peresensi            : Jamaluddin*

Di era globalisasi sekarang banyak hal yang bisa kita lakukan dengan memanfaatkan media internet. Salah   satunya adalah menjadi seorang jurnalis. Jurnalisme bukan hanya mereka yang bergelut memberitakan informasi di koran maupun televisi, yang menjadikan masyarakat sebagai objek. Ada juga jurnalisme yang   mengacu kepada masyarakat sebagai subyek. Jurnalisme tersebut yakni jurnalisme warga yang dikenal dengan citizen journalism. Meminjam istilah Romi Satria Wahyono, sekarang dunia sudah datar. Dengan adanya   internet yang mampu menghapus jarak dan waktu dan membuat dunia seakan menjadi ‘datar’, citizen journalism berkembang sangat pesat.

Buku yang ditulis oleh Imam FR Kusumanigati ini berusaha mengenalkan konsep citizen journalism (CJ) kepada pembaca. Konsep yang sederhana dan bisa dilakukan oleh semua orang dalam berbagai situasi. Citizen journalism sebenarnya bukanlah barang baru, melainkan sudah ada di Indonesia sejak tahun 2000.  Pada tahun millenium tersebut, perkembangan CJ dimulai dari stasiun radio Elshinta yang fokus mengabarkan berita. Dan pada tahun itu radio Elshinta dengan semboyannya “news and talk” menerima laporan berita dari warga melalui telepon seluler. Masih banyak radio yang menerima laporan dari warga pada saat itu, dan beberapa masih tetap melakukannya hingga sekarang.

Beberapa tahun kemudian, CJ semakin berkembang   sejalan dengan berkembangnya dunia internet, terlebih saat weblog (blog) mulai menjamur di Indonesia. Perkembangannya terus berkembang hingga sekarang,   dimana social media mulai mendominasi komunikasi cyber masyarakat. Citizen journalism sendiri sebenarnya tanpa kita sadari sudah sering kita lakukan. Semisal dengan memberitakan suatu kejadian melalui social media, contohnya facebook dan twitter.

Dalam buku ini sempat mengungkit tentang peristiwa bom bali beberapa tahun silam. Berita pengeboman tersebut menjadi terapi kejut tak hanya bagi Indonesia, namun juga dunia internasional. Berita pertama kali yang muncul, yang memberitakan tentang meledaknya bom di hotel JW Marriot berasal dari seorang warga yang ada di tempat kejadian, yang dikabarkan melalui akun twitternya. Postingan di akun twitter itulah yang menyebabkan berita tersebut dengan cepat tersebar luas. Hal yang serupa juga terjadi saat tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004. Cut Putri adalah seorang warga yang berhasil merekam saat-saat tragis bencana tsunami. Video itu diunggah ke youtube dan menjadi acuan media mainstream dalam memberitakan tsunami.

Perwajahan buku ini menggunakan latar biru, sangat sederhana namun menarik, seolah ingin menunjukkan bahwa citizen journalism itu hal yang sederhana. Judul yang dipilih juga ringan dan tidak terlalu berat, yakni “Jadi Jurnalis Itu Gampang”. Ilustrasi covernya juga semakin memperjelas isi dari buku ini. Di beberapa halaman juga terdapat gambar mengenai citizen journalism, yang membuat pembaca tidak jemu dengan teks yang ada.

Imam FR Kusumaningati berusaha mengajak pembaca agar ikut serta dalam gelombang citizen journalism yang tak bisa dibendung. Dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti, Imam tidak hanya menyajikan tentang pengertian dan sejarah CJ, namun juga mengulas bentuk- bentuk CJ yang beragam. Ada juga penjelasan dan contoh media social yang dapat kita gunakan untuk menampung berita.

Sebagai pewarta warga (citizen journalist) pemula, tentunya akan mengalami kesulitan untuk memberitakan suatu peristiwa. Untuk itu dalam buku ini juga disuguhkan bekal seorang pewarta warga dan tips membuat karya citizen journalism.

Di bagian terakhir buku, Imam FR Kusumaningati menyarankan beragam situs portal berita online yang  mendukung dan membuka kesempatan kepada pewarta warga untuk menjadi kontributor.

Secara keseluruhan buku ini memuat hal-hal yang  diperlukan bagi seorang citizen journalist pemula  atau mereka yang ingin mempraktekkan citizen journalism. Namun contoh karya citizen journalism yang disediakan hanya sedikit, masih kalah dengan materinya yang banyak. Selain itu banyak gambar yang tidak dicantumkan sumbernya.

Buku ini sangat cocok bagi mereka yang sudah jemu dengan media mainstream yang pemberitaannya berbau kepentingan dan materi. Semua orang bisa menjadi jurnalis, karena jadi jurnalis itu gampang.


*) Tulisan ini dimuat di Rubrik “Resensi” Majalah Activita Edisi 36 (Februari 2014) yang diterbitkan oleh LPM Activita.



0 Response to "Gelombang Citizen Journalism"

Posting Komentar

Apa pendapatmu tentang tulisan ini?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel