Workshop   Curriculum Action  Research

Workshop Curriculum Action Research

Untuk meningkatkan kom petensi dosen dalam ranah  penelitian, Program Studi  Bahasa Inggris mengada kan Workshop Curriculum  Action Research (CAR) atau  yang lebih dikenal dengan  Penelitian Tindakan Kelas  (PTK). Workshop bertem pat di Hotel Madinah (10/5)  dengan Adnan Latif sebagai  pemateri.  

Peserta terdiri dari dosen Pro gram Studi Tadris Bahasa Inggris  dan pimpinan STAIN Pamekasan.  Sejak dimulai hingga berakhirnya  workshop, antusiasme para pe serta sangat tinggi. Pertanyaan  yang dajukan bervariasi, keban yakan terkait dengan konsep serta  pelaksanaan PTK di lapangan. 

Adnan Latif mengatakan, PTK  sebenarnya tidaklah sulit. Yang  menyebabkan PTK sulit adalah  karena adanya kesalahpahaman  terhadap metodenya. Menurutnya, saat melakukan penelitian  PTK, seringkali peneliti dibin gungkan dengan metode yang  lain, semisal metode eksperimen.  Padahal, tahapan-tahapan dalam  penelitian PTK adalah satu ran cangan penelitian yang unik, berbeda dengan penelitian lainnya.  

“Dimana-mana yang saya  temukan begitu, lebih banyak  ketidaksepahaman, sehingga  menjadi simpang siur tahapann ya, ada misunderstanding. Banyak  yang tidak mengerti produk dari  PTK yang merupakan strategi in ovatif. Problem yang harus dipec ahkan juga tidak dipahami den gan baik. Banyak juga yang tidak  mengerti dengan tahapan satu  siklus maupun siklus berikutnya.  Sehingga nanti pada pelaksanaan  akan bingung kalau tetap tidak  mengerti,” paparnya.  

PTK sendiri sebenarnya be rasal dari Amerika, dan sekitar  sepuluh tahun terkhir ini mulai  dipraktekkan di Indonesia. Men urut Adnan, tujuan utama PTK  adalah untuk memfasilitasi guru guru yang mempunyai tuntutan  untuk berkarya ilmiah. Dengan  PTK, guru bisa melakukan peneli tian tanpa perlu meninggalkan  kewajibannya untuk mengajar.  Karena itulah metode PTK harus  sangat mudah dan praktis, karena  untuk guru. Lanjutnya, jika sudah  mengetahui PTK dengan baik,  semua guru bisa melakukannya.  Hasilnya pun cukup bagus, ka rena selalu menghasilkan metode  pembelajaran yg inovatif.  

Pria yang juga aktif di Badan  Akreditasi Nasional Perguruan  Tinggi (BAN-PT) ini mengungka pkan, PTK harus menjadi kemam puan yang utama bagi mahasiswa  jurusan pendidikan. Karena saat  mahasiswa tersebut mengajar di suatu sekolah, PTK bisa diaplikasikan. Karenanya PTK harus  dikuasai oleh perguruan tinggi  yang menghasilkan guru. 

Adnan berharap, pemaha man tentang PTK yang dimiliki  oleh para peneliti menjadi benar,  sehingga tidak terjadi lagi kon troversi yang akan menyusahkan  mahasiswa, dosen maupun guru.  Dimulai dengan pemahaman yang  benar, nantinya kualitas peneli tian akan menjadi semakin bagus.  

Selain itu, ia juga ingin agar  STAIN Pamekasan menjadi acuan  bagi guru-guru di wilayah Pame kasan dalam penelitian PTK.  Karenanya, skripsi-skripsi ma hasiswa tentang PTK harus lebih  ditingkatkan kualitasnya. Begitu pun dengan kompetensi dosen  dan pemahaman mahasiswa ter hadap PTK. 

“Kumpulan skripsi disini  nantinya akan menjadi bahan  bacaan untuk para guru. Kalau  guru ingin menghasilkan karya  PTK, mereka akan datang kesini.  Kalau skripsi-skripsinya itu bagus,  nantinya akan menjadi rujukan  para guru. Dengan demikian, kalau para guru di Pamekasan ingin  belajar PTK, datanglah ke STAIN  Pamekasan. Disana ada skripsi yg  bisa dicontoh modelnya, juga ada  orang-orang yang ahli. Itu akan  bermanfaat untuk STAIN Pamekasan, juga bermanfaat untuk  guru-guru di sekitarnya,” pungkas  dosen Universitas Muhammadiyah Malang ini. (SNJ) 


Tulisan ini dimuat di Tabloid WARTA STAIN Pamekasan Edisi 2 (Juli-Desember 2014) dalam rubrik "Civitas" saat penulis menjadi reporter di tabloid tersebut.

0 Response to "Workshop Curriculum Action Research"

Posting Komentar

Apa pendapatmu tentang tulisan ini?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel