
Ramadhan Day 2: IELTS Course dan Kesialan
Tak seperti kemarin, hari ini aku bangun pagi dan harus bergegas ke Pamekasan, tepatnya ke kampusku STAIN Pamekasan. Bersama Akbar dan 4 orang lainnya aku akan mengikuti IELTS course dadakan di bilingual area kampus. Jam 6.30 aku meluncur dengan sepeda motor ke pemberhentian pertama di pertigaan desa Kotah. Dingin banget udara pagi. Lalu aku naik bis mini dari sana. Butuh waktu lebih dari 1 jam agar bisa sampai di Pamekasan.
Well, here I am. Aku sudah tiba di kampus, sepi sekali. Ada sih beberapa orang disana. Kelihatannya mereka adalah mahasiswa baru. Aku tau itu karena wajahnya masih fresh, beda dengan mahasiswa tua kayak aku yang sudah kusam. Setelah ngobrol dengan teman dan ngobrol dengan Maba cewek –sayangnya aku lupa minta nomernya- aku bertemu dengan Akbar yang sedang menyapu di Bilingual area.
Setelah menunggu dan menunggu, beberapa orang mulai datang. Ada satu hal yang mengganggu, asap pembakaran sampah di belakang bilingual benar-benar membuat kami susah untuk bernapas. Karena ingin menjadi pahlawan yang kelaparan, aku dan Akbar berinisiatif mengambil air dari kamar mandi dan menyiram kobaran api sampai asapnya berkurang. Beberapa maba melihat kami, mungkin mereka pikir kami adalah anggota tim kebersihan kampus.
Meski telat selama lebih dari setengah jam, akhirnya Pak Imam Mulyadi datang. Dia lah yang akan memberikan bimbingan kepada kami tentang IELTS. Selama 2 jam kami ia sharing pengalamannya waktu kuliah di luar negeri dengan jalur beasiswa. Kami juga mendapatkan latihan-latihan soal IELTS beserta cara mmecahkannya. Aku sendiri Cuma bisa menjawab benar 3 dari 12 soal, yang lain salah semua. Padahal standart nila IELTS untuk beasiswa ke luar negeri biasanya 6 (maksimal skor 9). Bisa dibayangin kan, serendah apa levelku saat ini.
Bagi yang belum tahu, IELTS itu kepanjangannya adalah International English Language Testing System. Bisa dibilang IELTS ini saudaranya TOEFL. Bedanya adalah dari type soal dan penilaiannya. IELTS terbagi dalam 4 aspek penilaian. Listening yang terdiri dari 4 section, Reading yang terdiri dari 3 sections, writing yang terdiri dari 2 tasks, dan speaking yang terbagi dalam 3 sections. Masing-masing aspek penilaian mempunyai rentang waktu yang berbeda. Dalam IELTS course selama 2 jam, kami mempelajari semua aspek penilaian (minus listening). Hal itu karena tempat dan sarana yang tidak memungkinkan untuk mengadakan tes listening. Saat itu sedang liburan, terlebih kami hanya menggunakan tempat terbuka di bilingual area. Well, that’s not a big problem.
Setelah mempelajari banyak hal dan sharing pengalaman, akhirnya IELTS course dadakan selesai. Sebelum pulang –seperti halnya generasi muda yang lain- kami mengabadikan moment itu dengan photo bersama. Setelah capture ratusan photo (buset) semua ladies pulang dan meninggalkan aku, Akbar dan pak Imam Mulyadi. Kami ngobrol sebentar tentang beasiswa dan negara tujuan. Aku sendiri sih ingin sekali perg ke Jepang, negeri bunga sakura. Semoga aja deh bisa sampai kesana.
Kami berpisah dan aku pun meluncur ke kantor LPM Activita. Setelah sholat dhuhur, aku dan Zuhri serta Hasib berangkat ke Distributor Pupuk di Pamekasan. Dasar sial, setelah tiba di lokasi kami ditinggalkan oleh Hasib dengan sepeda motornya. Yang lebih sial lagi, distributornya sedang tidak ada di tempat. Alhasil kami harus berjalan kaki hingga ke pertigaan terdekat. Selanjutnya kami pergi ke Megaduta –semacam toko dan service komputer- dengan bis mini untuk menemui manajernya. Tiba disana, sekali lagi aku harus kecewa. Penawaran iklan Tabloid WARTA yang aku berikan tidak ditanggapi. Memang sih, katanya mereka tertarik, tapi karena beberapa alasan internal tidak bisa. Yah, aku tahu itu hanya sekedar lip service. Hmm, daripada ditimpa kesialan selanjutnya, aku memutuskan untuk pulang.
Well, here I am. Aku sudah tiba di kampus, sepi sekali. Ada sih beberapa orang disana. Kelihatannya mereka adalah mahasiswa baru. Aku tau itu karena wajahnya masih fresh, beda dengan mahasiswa tua kayak aku yang sudah kusam. Setelah ngobrol dengan teman dan ngobrol dengan Maba cewek –sayangnya aku lupa minta nomernya- aku bertemu dengan Akbar yang sedang menyapu di Bilingual area.
Setelah menunggu dan menunggu, beberapa orang mulai datang. Ada satu hal yang mengganggu, asap pembakaran sampah di belakang bilingual benar-benar membuat kami susah untuk bernapas. Karena ingin menjadi pahlawan yang kelaparan, aku dan Akbar berinisiatif mengambil air dari kamar mandi dan menyiram kobaran api sampai asapnya berkurang. Beberapa maba melihat kami, mungkin mereka pikir kami adalah anggota tim kebersihan kampus.
Meski telat selama lebih dari setengah jam, akhirnya Pak Imam Mulyadi datang. Dia lah yang akan memberikan bimbingan kepada kami tentang IELTS. Selama 2 jam kami ia sharing pengalamannya waktu kuliah di luar negeri dengan jalur beasiswa. Kami juga mendapatkan latihan-latihan soal IELTS beserta cara mmecahkannya. Aku sendiri Cuma bisa menjawab benar 3 dari 12 soal, yang lain salah semua. Padahal standart nila IELTS untuk beasiswa ke luar negeri biasanya 6 (maksimal skor 9). Bisa dibayangin kan, serendah apa levelku saat ini.
Bagi yang belum tahu, IELTS itu kepanjangannya adalah International English Language Testing System. Bisa dibilang IELTS ini saudaranya TOEFL. Bedanya adalah dari type soal dan penilaiannya. IELTS terbagi dalam 4 aspek penilaian. Listening yang terdiri dari 4 section, Reading yang terdiri dari 3 sections, writing yang terdiri dari 2 tasks, dan speaking yang terbagi dalam 3 sections. Masing-masing aspek penilaian mempunyai rentang waktu yang berbeda. Dalam IELTS course selama 2 jam, kami mempelajari semua aspek penilaian (minus listening). Hal itu karena tempat dan sarana yang tidak memungkinkan untuk mengadakan tes listening. Saat itu sedang liburan, terlebih kami hanya menggunakan tempat terbuka di bilingual area. Well, that’s not a big problem.
Setelah mempelajari banyak hal dan sharing pengalaman, akhirnya IELTS course dadakan selesai. Sebelum pulang –seperti halnya generasi muda yang lain- kami mengabadikan moment itu dengan photo bersama. Setelah capture ratusan photo (buset) semua ladies pulang dan meninggalkan aku, Akbar dan pak Imam Mulyadi. Kami ngobrol sebentar tentang beasiswa dan negara tujuan. Aku sendiri sih ingin sekali perg ke Jepang, negeri bunga sakura. Semoga aja deh bisa sampai kesana.
Kami berpisah dan aku pun meluncur ke kantor LPM Activita. Setelah sholat dhuhur, aku dan Zuhri serta Hasib berangkat ke Distributor Pupuk di Pamekasan. Dasar sial, setelah tiba di lokasi kami ditinggalkan oleh Hasib dengan sepeda motornya. Yang lebih sial lagi, distributornya sedang tidak ada di tempat. Alhasil kami harus berjalan kaki hingga ke pertigaan terdekat. Selanjutnya kami pergi ke Megaduta –semacam toko dan service komputer- dengan bis mini untuk menemui manajernya. Tiba disana, sekali lagi aku harus kecewa. Penawaran iklan Tabloid WARTA yang aku berikan tidak ditanggapi. Memang sih, katanya mereka tertarik, tapi karena beberapa alasan internal tidak bisa. Yah, aku tahu itu hanya sekedar lip service. Hmm, daripada ditimpa kesialan selanjutnya, aku memutuskan untuk pulang.
0 Response to "Ramadhan Day 2: IELTS Course dan Kesialan"
Posting Komentar
Apa pendapatmu tentang tulisan ini?