Mencoba Hal Baru, Maksimalkan Peluang yang Ada

Mencoba Hal Baru, Maksimalkan Peluang yang Ada

Ismail adalah salah satu dari sekian orang yang nekat men empuh pendidikan jauh dari tanah kelahirannya. Semenjak  lulus dari bangku SMA, pria kelahiran pontianak ini mer antau ke Madura untuk melanjutkan studi di STAIN Pame kasan. Bermodalkan nekat dan kemauan, ia tiba di tanah  Madura pada tahun 1999 bersama temannya yang juga akan  kuliah di sana. Ia sempat kebingungan karena tidak mem punyai famili disana. Selanjutnya ia tinggal di kontrakan.  Ismail benar-benar memulai semuanya dari nol. 

Untuk menghidupi kuliah dan  biaya hidupnya, ia melakukan apa  yang bisa ia lakukan. Prinsipnya,  semut saja yang hidup di batu bisa  makan, manusia pun juga bisa.  Selama kuliah, ia juga menekuni  usaha sablon untuk sekedar me nambah biaya hidup. 

Tempat kontrakan yang dekat  dengan kampus (saat itu STAIN  Pamekasan masih bertempat di  Jalan brawijaya Pamekasan) men dorong ia aktif mengikuti berbagai  kegiatan. Hampir semua UKK  dan UKM ia ikuti. Tak jarang ia  menghabiskan waktunya seharian  penuh di kampus untuk mengikuti  kegiatan kemahasiswaan. 

Pada waktu pemilihan umum  mahasiswa pertama yang di lakukan secara langsung, Ismail  membentuk Partai Mahasiswa Demokrat (PMD) dan berhasil  memenangkan pemilu langsung  pertama yg dilaksanakan di kam pus. Karena ia merupakan pengga gas dan penggerak PMD, ia terpilih  menjadi ketua Dewan Perwakilan  Mahasiswa (DPM) pertama periode  2000-2001. Berkat keuletan dan  kerja kerasnya selama menjadi  ketua DPM, ia terpilih sebagai  presiden mahasiswa (presma) peri ode 2002-2003. Dalam kepemimpi nannya, Ismail berhasil menelurkan terciptanya radio kampus di  STAIN Pamekasan.  

Selain itu, ia berani mengambil  inisiatif untuk mengelola langsung  dana kemahasiswaan. Dana dan  anggaran untuk kegiatan maha siswa tidak lagi dikelola oleh WK  III, melainkan dikelola langsung  oleh Badan Eksekutif Mahasiswa  (BEM) melalui menteri keuangan.  Hal itu dilakukan agar tidak ada  rentetan mekanisme yang panjang,  sehingga kegiatan lebih cepat  terlaksana karena komunikas inya langsung ke BEM (sekarang  DEMA). Prosedur yang awalnya  masih panjang ia pangkas sehingga  mempercepat terlaksananya kegia tan kemahasiswaan.  

Baginya, pengelolaan angga ran itu sangat penting. Yang tidak  kalah penting adalah membangun  network dan melakukan kerjasama  dengan pemerintah kabupaten  (pemkab) dan dinas-dinas yang  ada. Jika hanya mengandalkan  dana kemahasiswaan, menurutnya  hal tersebut masih kurang. Jadi  mahasiswa harus pintar mencari  celah untuk mengadakan kerjasa ma dengan pihak terkait.  

Hal yang tidak bisa ia lupakan  semasa kuliah adalah ketika hari  raya. Pada saat hari raya Ismail  adalah satu-satunya mahasiswa  yang tidak pulang di kontrakan nya, dikarenakan ia tidak memiliki famili. Di saat yang lain merayakan hari raya bersama keluarga, Ismail yang sendirian di kamarnya kelaparan. Ia merasa ngenes kalau mengingat masa-masa itu, bahkan sampai menitiskan air mata. Pengalaman seperti itu ia jadikan pelajaran sekaligus cambuk. Saya harus sukses, itulah kata-kata yang senantiasa ia tanamkan dalam pikirannya. 

Setelah lulus dari kampus pada tahun 2004, Ismail memberanikan diri untuk membina keluarga setahun kemudian. Semenjak keluar dari dunia kampus, Ismail tidak pernah diam. Ada saja kegiatan yang dilakukan olehnya. Selain bekerja keras, ia selalu memanfaatkan peluang yang ada. Bahkan menurut teman-temannya di kampus, ia cerdas melihat situasi  dan memanfaatkan peluang. Ismail senang sekali mencoba hal yang baru, apa saja ia tekuni hingga ia paham. Perjalanan hidup yang ia lalui membawanya ke perhelatan  politik, dan kini ia terpilih sebagai anggota DPRD Pamekasan periode 2014-2019. Hal itu tak lepas dari pengalaman yang ia peroleh semasa kuliah. 

Sebelum terpilih menjadi anggota dewan, Ismail berkampanye sendirian. Dengan hanya bermodalkan sound sistem dan pick up, ia keliling daerah pemilihan (dapil) dari desa ke desa dan dusun ke dusun. Selain itu ia juga intens menemui kelompok tani, muslimat, pkk, dharma wanita, dan semua segmen masyarakat, termasuk kelompok pkl, ojek, becak, semuanya ia rangkul. 

Kalau dilihat dari segi ekonomi, Ismail termasuk orang yang berkecukupan. Sebelum menjadi anggota legislatif, ia bekerja sebagai pengusaha kontraktor. Jika dibandingkan antara saat menjadi dewan dan pengusaha, ia lebih senang menjadi pengusaha.  

Penghasilan yang ia peroleh selama menjadi pengusaha  jauh lebih besar daripada saat  menjadi anggota dewan. Namun  ketika meliihat realita yang ada di  masyarakat yang sangat mempri hatinkan, ia terdorong untuk maju  dan mencalonkan diri. Baginya hal  tersebut adalah tantangan yang  harus diperjuangkan. 

Pesannya kepada semua mahasiswa STAIN Pamekasan,  pertama jangan sampai putus asa,  kemudian mahasiswa juga dituntut  untuk kerja keras. Dorongan dari  orang lain itu penting, tapi yang  paling penting dorongan dari diri sendiri. Waktu harus dipergunakan  sebaik dan semaksimal mungkin,  jangan sampai ada waktu yang  terbuang sia-sia. Selain itu ia juga  menyarakan untuk selalu mencoba  hal-hal baru. Apapun itu harus  dicoba selama hal itu positif dan  bisa dlakukan. (SNJ) 


Tulisan ini dimuat di Tabloid WARTA STAIN Pamekasan Edisi 2 (Juli-Desember 2014) dalam rubrik "Alumni" saat penulis menjadi reporter di tabloid tersebut.

0 Response to "Mencoba Hal Baru, Maksimalkan Peluang yang Ada"

Posting Komentar

Apa pendapatmu tentang tulisan ini?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel