
Ramadhan Day 12: Eksploitasi Anak
Pasar adalah salah satu tempat yang paling membingngkan bagiku. Bayangkan saja, semua barang yang mnarik dan menggoda berjejer di sepanjang jalan. Banyak sekali kerumunan yang berkeliaran di sana sini. Bagi yang ingin memanjakan mata, disinilah tempatnya. Aku sendiri selalu kebingungan saat ada disana. Bingung mau ngapain, bingung mau kemana, seakan-akan aku seperti orang yang kehilangan arah. Cukup lama aku mondr mandir tanpa tujuan, sekedar untuk menghabiskan waktu dan ngadem –saat itu cuaca di luar panas sekali.
Pertemuan tak terduga pun terjadi ketika aku memutuskan untuk keluar dan menuju ke warung dunia maya. Saat menanyakan arah, aku bertemu dengan teman facebook yang sedang berjaga di toko roti. Cukup lama kami berbincang dan tukeran nomer. Aku baru sadar kalau kami adalah teman facebook saat aku pergi dari tempat kita bertemu dan sms-an dengannya. Dunia maya memang seringkali mempertemukan aku dengan orang-orang yang awalnya sama sekali tidak aku kenal. Beberapa kali aku kenal dengan seseorang yang sekampus denganku melalui social media. Tak jarang aku juga akrab dengan seseorang nan jauh disana juga melalui dunia cyber. Thanks to Mark Zulkenberg for making this awesome world.
Hari sudah menjelang sore. Aku punya janji untuk menghadiri pameran foto –memang itulah alasan aku ke Sampang. Teman-teman yang tergabung dalam Kelas Inspirasi Sampang (KIS) sore ini akan mengadakan pameran foto KI Jawa Timur sekaligus sosialisasi tentang KIS. Tak kutemukan seorang pun di tempat yang sudah disepakati. Sampai aku melihat ada seorang cewek yang duduk bersila di taman depan monumen. Kudekati dia, dan ternyata memang benar, dia adalah nafizah. Bisa dibilang dia adalah oaknya KIS, karena dialah yang sepertinya berinisiatif untuk membawa Kelas Inspirasi ke Sampang. Cantik, supel, pintar dan aktif dalam beberapa kegiatan kemanusiaan. Yup, kurasa tipe seperti ini dambaan tiap cowok.
Foto-foto sudah dipasang. Buku sudah dijejerkan rapi di taman. Yang datang juga sudah lumayan banyak. Ada anak kecil menghampiri kami. Sepertinya dia ingin tahu apa yang sedang kami lakukan. Tanpa perlu mendapat izin, dia comot saja buku yang menurutnya menarik. Namanya Laura, bidadari kecil yang tidak bisa diam. Dia suka melihat buku bergambar dan foto yang kami sediakan. Ada juga Apin yang pemalu dan tidak banyak bicara. Teman-teman mereka menyusul kemudian dan membawa kegaduhan khas anak kecil. Yang paling bandel adalah Rizky, anak berbadan agak gemuk yang selalu bicara kencang dan suaranya membuat telinga bergetar. Mereka semua adalah anak dari pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar monumen Sampang.
Melihat mereka tertawa dan tersenyum saat membaca buku dan melihat foto membuatku ikut senang. Mereka adalah generasi muda yang akan tumbuh menjadi orang-orang hebat. Rizky dan kawan-kawannya juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak seperti halnya anak-anak yang lain. Untuk itulah Kelas Inspirasi ada. Seperti namanya, kelas inspirasi adalah suatu gerakan untuk memberikan inspirasi kepada anak-anak yang berada di pelosok. Kita ingin mengenalkan mereka kepada berbagai macam profesi agar mereka mempunyai wawasan yang lebih luas dan bisa menentukan cita-citanya. Selama satu hari kami akan mendatangkan orang-orang dari berbagai latar belakang profesi untuk menginspirasi dan sharing kepada anak-anak yang kurang beruntung. Meski hanya sehari, kami yakin akan berpengaruh besar terhadap kehidupan mereka.
Laura dan Apin secara tidak resmi menjadi pasukanku. Aku mengajak mereka untuk menyebarkan selebaran ke masyarakat di sekitar monumen. Laura yang paling bersemangat. Selebarannya selalu habis lebih dulu. Aku cukup terbantu dengan bantuan mereka, dan sepertinya mereka juga menikmatinya. Eh, tunggu dulu. Apa ini termasuk eksploitasi anak ya? :D Maaf ya kak seto, jangan adukan aku ke Komnas perlindungan anak ya.
Kami buka bersama di monumen, beralaskan rumput taman dengan atap langit yag sudah mulai gelap. Bocah-bocah yang tadi berebut minuman, sampai-sampai minumannya tumpah ke rok nya Nafizah. Namanya juga anak kecil ada juga yang hampir berkelahi dan menangis. Benar-benar merepotkan. Tapi melihat mereka seperti itu aku jadi ingat masa kecilku dulu.
Pertemuan tak terduga pun terjadi ketika aku memutuskan untuk keluar dan menuju ke warung dunia maya. Saat menanyakan arah, aku bertemu dengan teman facebook yang sedang berjaga di toko roti. Cukup lama kami berbincang dan tukeran nomer. Aku baru sadar kalau kami adalah teman facebook saat aku pergi dari tempat kita bertemu dan sms-an dengannya. Dunia maya memang seringkali mempertemukan aku dengan orang-orang yang awalnya sama sekali tidak aku kenal. Beberapa kali aku kenal dengan seseorang yang sekampus denganku melalui social media. Tak jarang aku juga akrab dengan seseorang nan jauh disana juga melalui dunia cyber. Thanks to Mark Zulkenberg for making this awesome world.
Hari sudah menjelang sore. Aku punya janji untuk menghadiri pameran foto –memang itulah alasan aku ke Sampang. Teman-teman yang tergabung dalam Kelas Inspirasi Sampang (KIS) sore ini akan mengadakan pameran foto KI Jawa Timur sekaligus sosialisasi tentang KIS. Tak kutemukan seorang pun di tempat yang sudah disepakati. Sampai aku melihat ada seorang cewek yang duduk bersila di taman depan monumen. Kudekati dia, dan ternyata memang benar, dia adalah nafizah. Bisa dibilang dia adalah oaknya KIS, karena dialah yang sepertinya berinisiatif untuk membawa Kelas Inspirasi ke Sampang. Cantik, supel, pintar dan aktif dalam beberapa kegiatan kemanusiaan. Yup, kurasa tipe seperti ini dambaan tiap cowok.
Foto-foto sudah dipasang. Buku sudah dijejerkan rapi di taman. Yang datang juga sudah lumayan banyak. Ada anak kecil menghampiri kami. Sepertinya dia ingin tahu apa yang sedang kami lakukan. Tanpa perlu mendapat izin, dia comot saja buku yang menurutnya menarik. Namanya Laura, bidadari kecil yang tidak bisa diam. Dia suka melihat buku bergambar dan foto yang kami sediakan. Ada juga Apin yang pemalu dan tidak banyak bicara. Teman-teman mereka menyusul kemudian dan membawa kegaduhan khas anak kecil. Yang paling bandel adalah Rizky, anak berbadan agak gemuk yang selalu bicara kencang dan suaranya membuat telinga bergetar. Mereka semua adalah anak dari pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar monumen Sampang.
Melihat mereka tertawa dan tersenyum saat membaca buku dan melihat foto membuatku ikut senang. Mereka adalah generasi muda yang akan tumbuh menjadi orang-orang hebat. Rizky dan kawan-kawannya juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak seperti halnya anak-anak yang lain. Untuk itulah Kelas Inspirasi ada. Seperti namanya, kelas inspirasi adalah suatu gerakan untuk memberikan inspirasi kepada anak-anak yang berada di pelosok. Kita ingin mengenalkan mereka kepada berbagai macam profesi agar mereka mempunyai wawasan yang lebih luas dan bisa menentukan cita-citanya. Selama satu hari kami akan mendatangkan orang-orang dari berbagai latar belakang profesi untuk menginspirasi dan sharing kepada anak-anak yang kurang beruntung. Meski hanya sehari, kami yakin akan berpengaruh besar terhadap kehidupan mereka.
Laura dan Apin secara tidak resmi menjadi pasukanku. Aku mengajak mereka untuk menyebarkan selebaran ke masyarakat di sekitar monumen. Laura yang paling bersemangat. Selebarannya selalu habis lebih dulu. Aku cukup terbantu dengan bantuan mereka, dan sepertinya mereka juga menikmatinya. Eh, tunggu dulu. Apa ini termasuk eksploitasi anak ya? :D Maaf ya kak seto, jangan adukan aku ke Komnas perlindungan anak ya.
Kami buka bersama di monumen, beralaskan rumput taman dengan atap langit yag sudah mulai gelap. Bocah-bocah yang tadi berebut minuman, sampai-sampai minumannya tumpah ke rok nya Nafizah. Namanya juga anak kecil ada juga yang hampir berkelahi dan menangis. Benar-benar merepotkan. Tapi melihat mereka seperti itu aku jadi ingat masa kecilku dulu.
0 Response to "Ramadhan Day 12: Eksploitasi Anak"
Posting Komentar
Apa pendapatmu tentang tulisan ini?