Hima AHS: Motivasi dan Mimpi, Dari Novel Hingga Layar Lebar

Hima AHS: Motivasi dan Mimpi, Dari Novel Hingga Layar Lebar

Selasa (21/10), Gedung Multi Center STAIN Pamekasan sudah mulai dipadati oleh mahasiswa sejak pukul 08.00. Puluhan mahasiswa yang berasal dari Program Studi Ahwalus Syakhsiyah (AHS) berkumpul di Gedung Multicenter lantai 2 untuk menghadiri acara Bedah Buku dan Seminar Motivasi yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HIMA Prodi) AHS. Acara yang dimulai pukul  09.00 ini menghadirkan penulis  sekaligus akademisi asal Sume nep, Vita Agustina. 

Dalam sambutannya, ketua  HIMA Prodi AHS mengatakan,  meskipun acara yang diseleng garakan pada hari itu tidak  ada kaitannya dengan hukum,  namun tetap penting untuk  diikuti. Menurutnya, peserta  tidak hanya mendapatkan ilmu  saat mengikuti acara, namun  juga akan memperoleh motivasi  yang sangat dibutuhkan maha siswa dalam menapaki kehidu pan selama kuliah. 

Ummi Supratiningsih, ketua  Jurusan Syariah bersyukur  acara ini dapat diselenggara kan dalam waktu yang singkat.  Saking singkatnya, tambahnya,  ia baru mendapatkan undangan  dari HIMA Prodi AHS pagi itu.  Ummi menilai, kehadiran pe materi yang mempunyai banyak  karya dan pengalaman di usia  yang masih muda akan mampu  melecut semangat mahasiswa  prodi AHS. Sehingga mahasiswa  STAIN Pamekasan bisa mengi kuti jejak Vita sebagai penulis  handal. 

Vita Agustina yang menjadi  pemateri pada acara ini masih  berusia 24 tahun. Di usianya  yang masih muda, Vita sudah  menerbitkan 7 novel. Ia ber cerita, minatnya dalam bidang  tulis-menulis bermula sejak  ia masih kecil. Novel pertama  Vita terbit saat ia masih ada di  bangku kelas 2 Madrasah Aliyah. Sejak saat itu ia lebih rajin  menggeluti dunia literasi. 

“Melalui novel ini saya ingin  menyampaikan motivasi untuk  tidak pernah berhenti bermim pi, tidak patah semangat, dan  ada sesuatu yang harus kita cari  dan perlu kita gali,” ujar perem puan yang saat ini mengajar di  3 SMA dan juga menjadi dosen  di STAIN Jogyakarta. 

Semasa kuliah, perempuan  asal Sumenep ini menggeluti  berbagai bidang untuk men cukupi kebutuhan kuliahnya.  Vita pernah menjadi jurnalis di  salah satu koran lokal di Yog yakarta. Ia juga pernah men jadi editor. Beragam kesibukan  membuat waktu menulisnya se makin terbatas, terlebih setelah  ia lulus dari program magister  dan menjadi dosen. Ia mengaku,  dengan berbagai kesibukannya,  waktu untuk menulis hanya  bisa dilakukan saat malam hari.  Namun dengan tekad untuk  mewujudkan mimpinya, Vita  tetap konsisten menulis hingga  mampu menulis 7 novel sampai  sekarang. 

“Minimnya waktu adalah kendala utama yang saya  temui. Pagi saya gunakan untuk  mengajar, dan malam untuk  menulis, karena waktu malam  itu waktu yang paling nyaman  untuk menulis,” ungkapnya saat  ditanya tentang kendala dalam  menulis. 

Jarak umur yang tidak  terlalu jauh antara pemateri  dengan peserta membuat peny ampaian materi lebih mudah  diterima. Selain menceritakan  pengalaman hidupnya, Vita juga  mengulas isi novel terbaru nya yang berjudul “Akademi  Harapan”. Novel yang diangkat  dari kisah nyata penulis ini  menyajikan “mimpi” seba gai bahan cerita dengan latar  “Madura”. Para peserta menyi mak dengan seksama saat Vita  bercerita. Beberapa pertanyaan  terlontar dari peserta saat sesi  diskusi dibuka. Peserta antusias  berdialog dengan Vita tentang  isi novel dan motivasi yang  terkandung di dalamnya.  

Vita mengungkapkan ke pada crew Warta, novelnya yang  berjudul “Akademi Harapan”  akan diangkat ke layar lebar tak  lama lagi. Tak tanggung-tang gung, film tersebut akan digarap  oleh sutradara sekelas Donny  Dirgantoro (sutradara film “5  cm”) dan Sunil Soraya sebagai  produser. Seminggu sebelumn ya, sudah dilakukan peninjauan  di 3 lokasi yang nantinya akan  menjadi setting cerita, tepatnya  di pondok pesantren Al-Amien  Prenduan, Masjid Sumenep, dan  pantai Sumenep. Vita menam bahkan, produser tertarik untuk  memfilmkan novelnya karena  menurut produser cerita dalam  novel tersebut unik dan mengusung budaya Madura yang tidak  biasa. 

“Saya bisa seperti ini karena  saya punya mimpi yang saya  gantung. Saya punya segitiga  yang ingin saya raih. Ibarat kan segitiga, saya jalan dari  bawah sampai ke ujung puncak.  Namun saya merasa bukan  apa-apa jika harus berhadapan  dengan kedua orang tua saya.  Kedua orang tua saya adalah  motivasi terbesar dalam hidup  saya,” ujarnya dengan penuh  semangat. 

Vita berpesan kepada maha siswa, agar tidak pernah behenti  bermimpi. “Jika mempunyai  mimpi dan cita-cita, bergeraklah untuk mewujudkannya. (SNJ)


Tulisan ini dimuat di Tabloid WARTA STAIN Pamekasan Edisi 3 (Januari-Juni 2015) dalam rubrik "Kampusiana" saat penulis menjadi reporter di tabloid tersebut.

0 Response to "Hima AHS: Motivasi dan Mimpi, Dari Novel Hingga Layar Lebar "

Posting Komentar

Apa pendapatmu tentang tulisan ini?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel