
Kelas Inspirasi Sampang
Perkenalanku dengan Kelas Inspirasi dimulai sebelum bulan ramadhan tahun ini. Saat itu aku sedang mengutak-atik facebook. Status seorang teman fb tentang Kelas Inspirasi membuatku penasaran. Segera aku cek situsnya www.kelasinspirasi.org. Disana aku mendapatkan gambaran tentang Kelas Inspirasi. Ada juga cerita dari orang-orang yang terlibat, baik itu relawan pengajar maupun panitia.
Saat itu aku berkata dalam hati, “Ini benar-benar gerakan yang mulia. Andai saja aku bisa ikut terlibat.” Kemudian aku kembali ke facebook dan menuliskan “Kelas Inspirasi” di kolom pencarian. Segeralah muncul deretan akun kelas inspirasi di berbagai kabupaten. Sejenak aku berpikir, jika kabupaten lain ada, apakah Sampang –yang merupakan tempatku berasal- juga ada?
Selanjutnya aku tulis di kolom pencarian “Kelas Inspirasi Sampang”. Grup Kelas Inspirasi Sampang berhasil aku temukan. Aku pun bergabung dengan grup itu. Di grup yang saat itu masih sepi, aku bertemu dengan Nafiz selaku koordnator KI Sampang. Kemudian aku mendaftar sebagai relawan panitia melalui google docs yang diinformasikan di grup. Saat itu aku belum terlalu tahu tentang Kelas Inspirasi. Aku belum tahu bagaimana pelaksanaannya, seperti apa konsepnya, dan bagaimana cara untuk terlibat. Aku hanya tahu satu hal. Ini adalah kegiatan positif dan bermakna.
Beberapa waktu kemudian aku mendapatkan sms. Isinya tentang pertemuan panitia KI Sampang dengan KI Jawa Timur di Surabaya. Transportasi menjadi kendala utama. Karena tidak ada kendaraan yang bisa dipakai kesana, aku tidak bisa hadir dalam pertemuan itu. Pertemuan itu membahas tentang kepanitiaan Kelas inspirasi Sampang, serta pemaparan tentang Kelas Inspirasi dari KI Jatim.
Beberapa minggu berselang, teman-teman panitia mengadakan pameran foto di monumen sampang selama 3 hari. Aku datang di hari kedua. Itulah pertama kalinya aku bertemu langsung dengan panitia KI Sampang. Ada Nafiz, Lia, Elly, dan yang lain. Di pameran foto tersebut kami bertemu dengan anak-anak dari pedagang sekitar yang penasaran dengan foto-foto yang dipajang. Baca “Pameran Foto Kelas Inspirasi Sampang”.
Kami juga melakukan beberapa pertemuan setelah itu. Tempatnya berpindah-pindah. Kadang di rumah panitia, bahkan rapat di pantai. Agar tak ada kejenuhan, kami mengadakan Refreshing Panitia KI Sampang ke Sumenep. Saat itu yang ikut lumayan banyak. Tapi karena kesibukan dan lain-lain panitia yang bisa membantu di detik akhir pelaksanaan cuma sedikit.
Banyak hal yang telah kami lalui. Mulai dari hunting panitia, hunting relawan pengajar dan fotografer, bahkan hunting LCD saat pelaksaan briefing relawan. Pada saat briefing aku tidak bisa hadir. Tapi dari cerita teman-teman, KI Sampang mendapat sambutan yang hangat dari Dinas Pendidikan dan wakil bupati. Yah, meskipun juga mendapat kritikan karena pelaksanaan briefing yang molor dan terkesan tidak siap. :D
Aku ada di rombel (rombongan belajar) SDN Tanggumong 2 bersama Akbar, Rendi, dan Nora. Aku dan salah satu relawan pengajar sempat melakukan survey ke SD ini. SD yang sederhana meskipun masih termasuk kawasan kota pinggiran. SD yang terletak di samping area pemakaman dan jauh dari keramaian. Saat tiba disana kami disambut dengan sukacita oleh anak-anak dan juga kepala sekolah serta para guru. Selengkapnya baca “Survey KI Sampang”.
Hampir setiap rapat selalu ada yang namanya rujak. Emang dasar, teman-teman pada doyan rujak semua. Aku sih gak doyan, cuma suka (apa bedanya ya?). H-1 kami menuntaskan berbagai keperluan untuk hari H. Kami sempat agak khawatir saat mendengar laporan dari tiap rombel. Di beberapa rombel, relawan pengajar ada yang tidak bisa hadir pada hari inspirasi. Rombelku juga mengalami hal yang sama. Untung saja ada bala bantuan dari pihak TNI sebanyak 4 personil. Ya, TNI juga akan menjadi relawan pengajar ‘tambahan’.
Saat yang kami nantikan akhirnya tiba. Hari inspirasi tanggal 29 September 2014 yang jatuh pada hari Senin. Hari inspirasi yang bentrok dengan pemberangkatan Praktek Mengajar 2 kampusku. Alhasil, aku sukses ‘tidak bisa hadir’ ke SDN Tanggumong 2. Aku harus mengikuti pelepasan di kampus yang dilanjutkan dengan penyambutan oleh SMPN 8 Pamekasan, tempatku akan mengajar nantinya.
Selama mengikuti pelepasan PM2, yang ada di kepalaku adalah SDN Tanggumong 2. Aku membayangkan panitia rombel yang sedang sibuk mempersiapkan upacara, menata ruangan kelas, dan mengikuti upacara bendera. Aku membayangkan Bapak Wakil Bupati yang memberikan semangat kepada adik-adik disana. Aku membayangkan betapa terkesimanya adik-adik Tanggumong 2 saat para relawan pengajar memperkenalkan profesinya kepada mereka. Aku hanya bisa membayangkan itu semua. Sementara aku, terjebak di kampus dalam acara seremonial yang wajib aku ikuti.
Dari apa yang aku dengar dari teman-teman panitia rombel, hari inspirasi di SDN Tanggumong 2 berjalan lancar tanpa hambatan berarti. Meskipun pengajar dari Kepolisian tidak datang, pengajar dari penyiar mendadak dalihkan ke penyiar lain, dan wakil bupati yang tidak masuk ke kelas untuk mengajar, anak-anak disana sangat bersemangat menyambut relawan pengajar yang hanya 3 orang (2 dari TNI dan satu dari penyiar). Mereka juga terlihat bangga saat orang nomer dua di Sampang menyapa langsung mereka. Pak wabup memang tidak mengajar karena ada urusan mendadak, tapi kehadirannya di SDN Tanggumong 2 sudah cukup untuk memotivasi adik-adik di sana.
Sekolah kami memang agak sedikit beda dari rombel lainnya. Jika rombel lain hanya mengajar 3-4 kelas, rombel kami memberikan inspirasi ke semua kelas. Hal itu karena jumlah siswa di setiap kelas hanya sedikit, makanya kami menyatukan 6 kelas menjadi 3 kelas.
Adik-adik disana senang sekali saat relawan pengajar yang berprofesi sebagai penyiar mengenalkan peralatan radio kepada mereka. Adegan panco pun terjadi antara siswa saat tentara mengajar. Berawal dari adik-adik yang bertengkar, pak tentara pun mengadu mereka dalam aduan panco (biar lebih jantan katanya :D).
Aku kecewa terhadap diriku sendiri karena tidak bisa hadir. Namun aku bangga karena turut menjadi bagian dari gerakan keren ini bersama dengan teman-teman Kelas Inspirasi Sampang.
Salam Inspirasi!
Sampai jumpa di KI Sampang selanjutnya... :)
Saat itu aku berkata dalam hati, “Ini benar-benar gerakan yang mulia. Andai saja aku bisa ikut terlibat.” Kemudian aku kembali ke facebook dan menuliskan “Kelas Inspirasi” di kolom pencarian. Segeralah muncul deretan akun kelas inspirasi di berbagai kabupaten. Sejenak aku berpikir, jika kabupaten lain ada, apakah Sampang –yang merupakan tempatku berasal- juga ada?
Selanjutnya aku tulis di kolom pencarian “Kelas Inspirasi Sampang”. Grup Kelas Inspirasi Sampang berhasil aku temukan. Aku pun bergabung dengan grup itu. Di grup yang saat itu masih sepi, aku bertemu dengan Nafiz selaku koordnator KI Sampang. Kemudian aku mendaftar sebagai relawan panitia melalui google docs yang diinformasikan di grup. Saat itu aku belum terlalu tahu tentang Kelas Inspirasi. Aku belum tahu bagaimana pelaksanaannya, seperti apa konsepnya, dan bagaimana cara untuk terlibat. Aku hanya tahu satu hal. Ini adalah kegiatan positif dan bermakna.
Beberapa waktu kemudian aku mendapatkan sms. Isinya tentang pertemuan panitia KI Sampang dengan KI Jawa Timur di Surabaya. Transportasi menjadi kendala utama. Karena tidak ada kendaraan yang bisa dipakai kesana, aku tidak bisa hadir dalam pertemuan itu. Pertemuan itu membahas tentang kepanitiaan Kelas inspirasi Sampang, serta pemaparan tentang Kelas Inspirasi dari KI Jatim.
Beberapa minggu berselang, teman-teman panitia mengadakan pameran foto di monumen sampang selama 3 hari. Aku datang di hari kedua. Itulah pertama kalinya aku bertemu langsung dengan panitia KI Sampang. Ada Nafiz, Lia, Elly, dan yang lain. Di pameran foto tersebut kami bertemu dengan anak-anak dari pedagang sekitar yang penasaran dengan foto-foto yang dipajang. Baca “Pameran Foto Kelas Inspirasi Sampang”.
Kami juga melakukan beberapa pertemuan setelah itu. Tempatnya berpindah-pindah. Kadang di rumah panitia, bahkan rapat di pantai. Agar tak ada kejenuhan, kami mengadakan Refreshing Panitia KI Sampang ke Sumenep. Saat itu yang ikut lumayan banyak. Tapi karena kesibukan dan lain-lain panitia yang bisa membantu di detik akhir pelaksanaan cuma sedikit.
Banyak hal yang telah kami lalui. Mulai dari hunting panitia, hunting relawan pengajar dan fotografer, bahkan hunting LCD saat pelaksaan briefing relawan. Pada saat briefing aku tidak bisa hadir. Tapi dari cerita teman-teman, KI Sampang mendapat sambutan yang hangat dari Dinas Pendidikan dan wakil bupati. Yah, meskipun juga mendapat kritikan karena pelaksanaan briefing yang molor dan terkesan tidak siap. :D
Aku ada di rombel (rombongan belajar) SDN Tanggumong 2 bersama Akbar, Rendi, dan Nora. Aku dan salah satu relawan pengajar sempat melakukan survey ke SD ini. SD yang sederhana meskipun masih termasuk kawasan kota pinggiran. SD yang terletak di samping area pemakaman dan jauh dari keramaian. Saat tiba disana kami disambut dengan sukacita oleh anak-anak dan juga kepala sekolah serta para guru. Selengkapnya baca “Survey KI Sampang”.
Hampir setiap rapat selalu ada yang namanya rujak. Emang dasar, teman-teman pada doyan rujak semua. Aku sih gak doyan, cuma suka (apa bedanya ya?). H-1 kami menuntaskan berbagai keperluan untuk hari H. Kami sempat agak khawatir saat mendengar laporan dari tiap rombel. Di beberapa rombel, relawan pengajar ada yang tidak bisa hadir pada hari inspirasi. Rombelku juga mengalami hal yang sama. Untung saja ada bala bantuan dari pihak TNI sebanyak 4 personil. Ya, TNI juga akan menjadi relawan pengajar ‘tambahan’.
Saat yang kami nantikan akhirnya tiba. Hari inspirasi tanggal 29 September 2014 yang jatuh pada hari Senin. Hari inspirasi yang bentrok dengan pemberangkatan Praktek Mengajar 2 kampusku. Alhasil, aku sukses ‘tidak bisa hadir’ ke SDN Tanggumong 2. Aku harus mengikuti pelepasan di kampus yang dilanjutkan dengan penyambutan oleh SMPN 8 Pamekasan, tempatku akan mengajar nantinya.
Selama mengikuti pelepasan PM2, yang ada di kepalaku adalah SDN Tanggumong 2. Aku membayangkan panitia rombel yang sedang sibuk mempersiapkan upacara, menata ruangan kelas, dan mengikuti upacara bendera. Aku membayangkan Bapak Wakil Bupati yang memberikan semangat kepada adik-adik disana. Aku membayangkan betapa terkesimanya adik-adik Tanggumong 2 saat para relawan pengajar memperkenalkan profesinya kepada mereka. Aku hanya bisa membayangkan itu semua. Sementara aku, terjebak di kampus dalam acara seremonial yang wajib aku ikuti.
Dari apa yang aku dengar dari teman-teman panitia rombel, hari inspirasi di SDN Tanggumong 2 berjalan lancar tanpa hambatan berarti. Meskipun pengajar dari Kepolisian tidak datang, pengajar dari penyiar mendadak dalihkan ke penyiar lain, dan wakil bupati yang tidak masuk ke kelas untuk mengajar, anak-anak disana sangat bersemangat menyambut relawan pengajar yang hanya 3 orang (2 dari TNI dan satu dari penyiar). Mereka juga terlihat bangga saat orang nomer dua di Sampang menyapa langsung mereka. Pak wabup memang tidak mengajar karena ada urusan mendadak, tapi kehadirannya di SDN Tanggumong 2 sudah cukup untuk memotivasi adik-adik di sana.
Sekolah kami memang agak sedikit beda dari rombel lainnya. Jika rombel lain hanya mengajar 3-4 kelas, rombel kami memberikan inspirasi ke semua kelas. Hal itu karena jumlah siswa di setiap kelas hanya sedikit, makanya kami menyatukan 6 kelas menjadi 3 kelas.
Adik-adik disana senang sekali saat relawan pengajar yang berprofesi sebagai penyiar mengenalkan peralatan radio kepada mereka. Adegan panco pun terjadi antara siswa saat tentara mengajar. Berawal dari adik-adik yang bertengkar, pak tentara pun mengadu mereka dalam aduan panco (biar lebih jantan katanya :D).
Aku kecewa terhadap diriku sendiri karena tidak bisa hadir. Namun aku bangga karena turut menjadi bagian dari gerakan keren ini bersama dengan teman-teman Kelas Inspirasi Sampang.
Salam Inspirasi!
Sampai jumpa di KI Sampang selanjutnya... :)
0 Response to "Kelas Inspirasi Sampang"
Posting Komentar
Apa pendapatmu tentang tulisan ini?