Mabârâs Kerrong: Temu Alumni Lintas Angkatan
STAIN Pamekasan mengadakan temu alumni akbar bertajuk “Mabârâs Kerrong” pada hari Sabtu (20/12) di Auditorium kampus yang baru saja selesai direnovasi. Temu alumni akbar ini ditujukan ke pada alumni lintas angkatan, baik alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Surabaya Cabang Pamekasan (saat masih menjadi fakultas cabang) yang berlokasi di Jalan Brawijaya maupun alumni STAIN Pamekasan yang berlokasi di Kecamatan Tlanakan.
Dalam temu alumni ini hadir para alumni dari berbagai angkatan. Sebanyak lebih dari 300 alumni menghadiri acara ini. Beberapa alumni yang menjadi tokoh di Pamekasan juga hadir, diantaranya Khalil Asyari (Wakil Bupati Pamekasan) dan Ismail (Ketua komisi 1 DPRD Pamekasan).
Dalam sambutannya, Khalil Asyari mengatakan bahwa perfor ma STAIN Pamekasan sejak ia kuli ah (tahun 1986) sampai sekarang grafiknya terus meningkat, baik dari segi kualitas maupun kuanti tas. Ia melanjutkan, banyak alumni yang berkiprah di tengah-tengah masyarakat, tidak hanya di Madura namun juga di luar Madura.
“Tidak ada wabup, tidak ada ketua komisi, namun yang ada disini adalah alumni STAIN Pame kasan,” ujarnya saat memberikan sambutan mewakili alumni.
Temu alumni yang berbaren gan dengan turunnya hujan ini menampung aspirasi, saran serta ide dari para alumni untuk kema juan STAIN Pamekasan. Utaman ya tentang peralihan status STAIN Pamekasan menjadi IAIN yang sedang dalam proses. Banyak sumbangan pemikiran yang dis ampaikan alumni, mulai dari pen ingkatan kualitas lulusan dengan memberikan beragam pembinaan, penanaman jiwa kewirausahaan pada mahasiswa agar tidak ada lulusan yang menjadi pengangguran, mendata potensi alumni, juga saran untuk memprioritaskan pe nelitian-penelitian yang berman faat bagi Kabupaten Pamekasan dan Madura.
Khoirul Anam, alumni yang saat ini menjadi fotografer men gusulkan agar STAIN Pamekasan memanfaatkan social media se cara maksimal, selain mengikuti perkembangan zaman, juga agar memudahkan komunikasi antara kampus dengan mahasiswa dan alumni.
Selain saran dan dukungan, ada juga kritik yang disampaikan oleh alumni. Abdul Hamid, alumni an gkatan 1991 dari Bangkalan men gatakan, pelaksanaan temu alumni kurang maksimal karena waktunya berbenturan dengan pembagian raport. Hamid juga menyarankan agar STAIN Pamekasan mempu nyai ciri khas yang membedakan dengan kampus lain.
Beberapa nama diusulkan oleh para alumni untuk alih status menjadi IAIN. Ada yang mengusulkan IAIN Madura, IAIN Rong gosukowati, IAIN Sayyid Yusuf, dan beberapa nama lainnya. Usu lan nama tersebut nantinya akan menjadi pertimbangan untuk me nentukan nama IAIN saat proses alih status.
Abdul Hamid sekaligus memberikan saran tentang nama IAIN nantinya. “Tentang nama saya men gusulkan agar nama IAIN tidak hanya mewakili Pamekasan, tapi juga Madura, kalau IAIN ini mau besar,” jelas Abdul Hamid.
Moh.Romli, ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) STAIN Pamekasan mengatakan, kepen gurusan IKA bersama dengan pihak kampus akan membentuk kepengurusan baru setelah temu alumni, untuk menggantikan pengurus saat ini. Dalam temu alumni akbar, dipilih juga koor dinator alumni untuk tiap kabu paten di Madura, juga koordina tor alumni di luar Madura.(SNJ)
Tulisan ini dimuat di Tabloid WARTA STAIN Pamekasan Edisi 3 (Januari-Juni 2015) dalam rubrik "Civitas" saat penulis menjadi reporter di tabloid tersebut.
0 Response to "Mabârâs Kerrong: Temu Alumni Lintas Angkatan"
Posting Komentar
Apa pendapatmu tentang tulisan ini?