Menjadi Pebisnis Anti-Mainstream

Menjadi Pebisnis Anti-Mainstream

Menjadi Pebisnis Anti Mainstream


Judul Buku : Ken & Kaskus: Cerita Sukses Di Usia Muda
Penulis   : Alberthiene Endah
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tahun  : 2013
Tebal buku  : 320 hlm
ISBN  : 978-979-22-9141-4
Peresensi  : Jamaluddin*


“Memilih untuk mengikuti nalurinya untuk terjun ke dunia digital yang pada saat itu masih sangat awam di Indonesia merupakan keputusan Ken yang mengajarkan kita bahwa kesuksesan bisa terwujud dengan jalan yang tidak terduga.” -Andy F. Noya-

Cerita inspiratif seringkali datang dari generasi muda, generasi yang menurut sebagian orang masih hijau, namun penuh dengan energi dan inisiatif. Ken Dean Lawadinata adalah satu dari sekian banyak pemuda inspiratif yang dimiliki Indonesia. Kaskus, situs terkenal yang digandrungi oleh masyarakat Indonesia, terutama pemuda, adalah buah kerja keras Ken bersama sepupunya, Andrew.

Buku yang ditulis oleh Alberthiene Endah ini menceritakan kisah kehidupan Ken dalam mengembangkan Kaskus. Tak hanya bercerita tentang Kaskus, dalam buku ini juga menceritakan kehidupan Ken. Sejak kecil Ken sudah dikenal sebagai anak bawel, karena selalu bertanya banyak hal kepada gurunya. Jiwa kritisnya sudah muncul sejak kecil. Rasa ingin tahu ini merupakan modal awal yang sangat penting baginya dalam mengembangkan Kaskus. 

Kepribadian dan kemampuannya dalam mengembangkan bisnis tak hanya ia dapatkan dari pendidikan formal. Keluarganya memainkan peranan penting dalam hal ini. Dalam buku ini Ken menceritakan keunikan keluarganya. Kakeknya adalah seorang pebisnis konvensional yang keras dan disiplin. Ayahnya lebih modern namun tetap pekerja keras. Sementara Ken memilih jalan yang berbeda. Ken lebih fleksibel dan menyukai kejutan. Keluarganya tidak pernah mengajarkan tentang bisnis. Semua Ken dapatkan secara alami dengan mengamati kakek dan ayahnya dalam keseharian di rumah.

Melalui buku ini, kita akan mengetahui perjuangan Ken untuk mendapatkan kepercayaan Andrew, pemilik Kaskus. Perjuangan untuk meyakinkan keluarganya agar mendukung bisnis online yang saat itu masih tergolong baru di Indonesia. Perjuangan untuk meyakinkan pemodal agar mau berinvestasi ke Kaskus. Dan semuanya dimulai di sebuah kamar sederhana di Seattle, Amerika, saat Ken dan Andrew masih menjadi mahasiswa disana. 

Dalam usia yang masih sangat muda, 27 tahun, Ken bertransformasi dari anak muda yang bawel dan suka bolos sekolah menjadi seorang CEO yang lihai dan kreatif. Ken memang drop out dari kuliahnya di Seattle. Ia memilih berhenti kuliah untuk fokus pada Kaskus. Sejak awal pertemuannya dengan Andrew, Kaskus selalu mengisi pikirannya. Sebagai hasil dari tekad, keseriusan dan konsistensinya, Ken menjadi CEO termuda di Indonesia. 

Dalam beberapa bagian di buku ini, Ken mengungkapkan keinginannya untuk kuliah lagi. Selain untuk menyenangkan orang tua, ia ingin menambah ilmu untuk lebih membesarkan Kaskus. Baginya, kuliah memang tidak menjamin kesuksesan. Tapi, kuliah tetaplah penting.

Buku ini sangat direkomendasikan untuk pemuda, pebisnis pemula dan orang yang mau mengubah pandangannya tentang bisnis dan juga kehidupan. Dengan bahasa yang ringan dan lugas, pembaca akan mudah menerima isi yang ada dalam buku ini. Sepintas buku ini seperti catatan harian Ken yang dikemas secara menarik oleh penulis. Namun, itulah daya tarik buku ini. Pembaca akan menemukan sosok Ken di dalamnya, yang bercerita melalui buku setebal 320 halaman.

Di 16 halaman terkahir dari buku ini, pembaca akan disuguhkan foto-foto tentang Ken dan Kaskus. Pembaca bisa melihat kumpulan foto kehidupan Ken. Serta perjalanan Kaskus dari situs biasa hingga menjadi salah satu situs paling populer seperti sekarang. Saat ini, ribuan traffic terus mengalir ke kaskus tiap harinya.

Seperti kata Andy F. Noya dalam paragraf pertama di atas, jalan menuju kesuksesan selalu terbuka lebar. Banyak pintu menuju kesuksesan. Banyak orang yang memilih untuk melewati pintu yang sama, yang terlihat dengan jelas. Segelintir orang seperti Ken, memilih pintu yang tersembunyi dari pandangan, melewatinya dengan gigih dan menuju jalan kesuksesan yang berbeda dengan orang kebanyakan. Buku ini memberikan pertanyaan besar pada kita. Apakah kita akan mengikuti arus mainstream atau berjuang melawan arus dengan jalur anti mainstream?


*) Tulisan ini dimuat di Rubrik “Resensi” Majalah Activita Edisi 38 (April 2015) yang diterbitkan oleh LPM Activita.



0 Response to "Menjadi Pebisnis Anti-Mainstream"

Posting Komentar

Apa pendapatmu tentang tulisan ini?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel