Cara Kita Memandang

Cara Kita Memandang


Pernahkah kamu merasa bahwa dunia seolah sedang membencimu? Bagaimana dengan perasaan putus asa karena dikecewakan, disakiti dan dikhianati? Apa yang akan kamu lakukan jika seandainya hal itu terjadi dalam kehidupanmu?

Saya percaya, setiap orang pasti memiliki saat-saat negatif dalam hidupnya. Suatu masa di mana emosi mengalahkan logika. Bahkan bisa berujung pada tindakan yang gegabah, tanpa pikir panjang dan merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Seakan hidup sudah tidak lagi berharga. Dunia sangatlah kejam dan tidak adil. Tidak ada lagi yang ada untuk kita. Merasa sendirian di dunia ini.

Hidup ini adalah panggung yang penuh dengan misteri. Tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengarahkan tokoh-tokoh dalam drama kehidupan. Seiring dengan berjalannya cerita dan bergantinya episode, setiap tokoh akan tiba pada titik balik kehidupan. Saat itulah terjadi pengembangan karakter. Satu tokoh bisa saja menjadi lebih baik atau lebih buruk dari karakter aslinya. Tentu saja baik dan buruk ini juga tergantung dari cara kita memandang.

Misalnya saja begini. Katakanlah ada seorang lelaki yang menembak seorang wanita hingga meninggal. Dari sini kita bisa mengatakan kalau lelaki tersebutlah yang jahat, karena sudah membunuh wanita tak berdosa. Namun bagaimana jika si wanita itu sedang berusaha meledakkan bom yang bisa menghabisi nyawa banyak orang. Masih berpikir si lelaki itu jahat?

Inilah yang dinamakan persepsi. Cara kita memandang dan memahami sesuatu. Sering kali kita hanya fokus pada persepsi negatif saja, tanpa melihat menggunakan persepsi yang lebih positif. Seperti halnya lelaki yang menembak wanita tadi. Dengan melihat secara keseluruhan rangkaian kejadiannya, kita bisa tahu kalau niatnya baik. Si lelaki ternyata adalah polisi yang telah menyelamatkan ratusan nyawa dengan menembak pelaku terorisme.

Saat kamu berada dalam suatu masalah yang menurutmu sangat berat, cobalah lihat dengan cara pandang berbeda. Bisa jadi ini adalah pertanda kalau Tuhan sangat menyayangimu. Ia ingin agar kamu menjadi pribadi yang lebih kuat dan tegar dalam menghadapi setiap masalah. Bukan sekadar meratapi masalah dengan tangisan. Menangis boleh, tapi setelah itu bangkit dan menatap cahaya masa depan dengan sumringah.

0 Response to "Cara Kita Memandang"

Posting Komentar

Apa pendapatmu tentang tulisan ini?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel